A. ARTI EKSPLOITASI
Eksploitasi
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti pengusahaan; pendayagunaan;
pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan (ttg tenaga orang).
Eksploitasi (bahasa
Inggris: exploitation) yang berarti politik pemanfaatan yang
secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek
eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.
B. DAMPAK
EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP EKOSISTEM
1. Fragmantasi dan Degradasi Habitat
Meningkatkan
populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan yang dibutuhkan untuk
mendukung kesejahteraan manusia, seperti yang dibutuhkan untuk mendukung
kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk pertanian, tempat tinggal, industri
dan sebagainya.
Fragmentasi
habitat misalnya terjadi pada kawasan yang ditebang atau dirambah, sehingga
menyisakan kawasan hutan kecil. Hutan yang ditebang atau dirambah memberikan
dampak antara lain perubahan pada struktur komunitas hutan dan kematian pohon
yang berada di pinggiran hutan akibat tingginya paparan angin dan cahaya
matahari.
Fragmentasi dan
degradasi habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti kematian organism
karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman
sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman spesies pada
habitat tersebut.
2. Tergantungnya Aliran Energi di Dalam
Ekosistem
Ekosistem alami
yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat menyebabkan terjadinya
perubahan aliran energy dalam ekosistem tersebut. Contohnya, ketika proses
penebangan atau pembakaran hutan selesai, maka kawasan hutan kemudian ditanami
dengan satu jenis tumbuhan (sistem monokultur). Hal tersebut menyebabkan aliran
energy yang semula bersifat komleks, yaitu antara berbagai jenis produsen
(pohon-pohon besar dan kecil), konsumen (berbagai macam hewan), detritivora
(jamur, bakteri, dan sebagainya), menjadi aliran energy yang lebih sederhana,
yaitu satu jenis produsen (contohnya padi), beberapa konsumen, dan detrivor.
3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
Penggunaan
pestisida dan abiotik secara berlebihan untuk membunuh populasi organisme yang
merugikan (hama atau pathogen) dapat menyebabkan munculnya populasi organisme
yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik tersebut. Hama yang tidak atau
kurang sensitif (kebal) terhadap pestisida jenis tertentu dapat bertahan dari
penggunaan pestisida tersebut.
Demikian juga
adanya jika antibiotik digunakan secara berlebihan, yaitu dalam dosis yang
terlalu tinggi atau frekuensi yang terlalu sering. Populasi spesies patogen
yang dapat bertahan dari dosis antibiotik tersebut akan berkembang biak
menghasilkan populasi spesies patogen yang kebal.
4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
Setiap
organisme memiliki peran penting di dalam suatu ekosistem. Contohnya, di dalam
ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator seperti burung, ular, dan
sabagainya dapat meningkatkan populasi organism lain, misalnya tikus makan padi
akan menurun dan hasil panen akan berkurang.
5. Introduksi Spesies Asing
Introduksi atau
masuknya spesies dari suatu ekosistem ke dalam ekosistem lainnya biasanya
bertujuan untuk meningkatkan tingka kesejahteraan manusia. Namun, introduksi
spesies asing juga dapat merugikan, karena terkadang didalam ekosistem yang
baru, spesies tersebut tidak memiliki predator alami. Serangga Neochetine
eichhorniae yang merupakan predator tanaman eceng gondok dan dapat
mengendalikan populasi enceng gondok di perairan tidak hidup di Indonesia.
6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Kayu, tanduk,
gading, dan sebagainya merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Walaupun memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan eksploitasi secara
berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas baik semakin berkurang. Hal
tersebut menyebabkan kualitas kayu dan tingkat regenerasi semakin menurun.
7. Tergantungnya Daur Materi di Dalam Ekosistem
Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia juga akan ikut
meningkat. Meningkatnya aktivitas manusia didunia berpengaruh terhadap daur
biogeokimia. Sebagai contoh, daur karbon yang terganggu akibat semakin
banyaknya penggunaan bahan bakar.
C. DAMPAK
EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM
Eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan
tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat
mendatangkan berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, banjir, kabut
asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas Sidoarjo yang sangat
merugikan masyarakat.
Bencana tanah longsor disebabkan oleh
penggundulan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap
kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan gundul maka formasi tanah akan
menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada saat terjadi hujan.
Sehingga bencana banjir yang disertai tanah longsor tidak dapat dihindarkan
lagi.
Bencana banjir yang selalu terjadi setiap tahun
hampir di seluruh wilayah Indonesia disebabkan oleh polah tingkah manusia yang
suka membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan rusaknya tata guna lahan
dan air. Tata guna lahan dan air menyebabkan laju erosi dan frekuensi banjir
meningkat.
Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat
menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu sebagai penutup lahan terhadap tumpahan
air hujan dan penghambat kecepatan aliran permukaan juga dapat menyebabkan
banjir. Pembangunan dan penataan sarana-sarana fisik yang tidak teratur dan
pengguanaan lahan yang tidak seimbang di kota-kota besar seperti Jakarta
merupakan salah saru sebab ibu kota negara ini tidak pernah absen dari bencana
banjir. Contoh: Tidak diperhatikannya aspek drainase, banyaknya bangunan di
bantaran sungai, berubahnya fungsi lahan dan lain-lain.
Setelah musim hujan usai dan bencana banjir
sementara telah pergi, kemudian bencana kabut asap akan terjadi di musim
kemarau. Hampir disetiap musim kemarau kita melihat kasus-kasus kabut asap yang
terjadi akibat pembakaran hutan oleh pihak-pihak yang ingin mendapatkan secuil
keuntungan pribadi melalui permbuatan lahan baru di hutan. Pembakaran yang
dilakukan umumnya hanya menggunakan alat pengendali api seadanya sehingga laju
api tidak dapat dikendalikan sehingga kabut asap tebal menyelimuti wilayah
tersebut.
Masalah lingkungan yang tidak habis-habisnya
dibicarakan oleh msyarakat dunia adalah masalah pemanasan global (Global
Warming). Industrialisasi di seluruh dunia menyebabkan polusi CO2 diudara
meningkat dengan cepat menyebabkan terjadinya bencana pemanasan global.
Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan air laut yang menyebabkan abrasi
pantai.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang
membawa dampak terhadap kehidupan. Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung
diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga
harus mampu menjaga kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan
kehilangan fungsinya sebagai pengendali keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu
setiap pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan mengenalisis
mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi.
Sumber:
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
3 komentar:
TAII BANK E KIIII
mantap sobbbbbbb
wew,dampak exploitasi??
Posting Komentar