Minggu, 02 Desember 2012

Esai:Menyempitnya Lahan Pertanian yang Membutuhkan Solusi


Bertani merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di Indonesia. Hal tersebut didukung oleh tanah di Indonesia yang subur dan iklim tropis yang sesuai untuk bidang pertanian. Oleh karena itu, Indonesia juga disebut sebagai Negara Agraris dan juga kaya akan hasil alamnya.
 Pertanian tidak hanya terpaku dalam proses budidayanya saja, tapi dalam perkembangannya bisa dijadikan suatu bisnis yang menjanjikan. Apalagi tanah di Indonesia yang subur dan didukung pula dengan alat-alat pertanian yang semakin modern dan juga sumber daya manuasia yang berkualitas. Namun, kini lahan pertanian di Indonesia perlahan-lahan berubah menjadi pemukiman penduduk. Seperti sebuah bisnis perumahan dengan menawarkan suasana yang asri dan sejuk juga jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan. Tidak hanya perumahan tapi juga villa atau bahkan penginapan.
Apa sebab dan akibat dari berkurangnya lahan pertanian? Penyebab utamanya yaitu, pertumbuhan penduduk yang cepat. Sejauh ini pemerintah memang sudah berusaha untuk mengendalikan laju penduduk. Mulai dari program KB, batas usia minimal untuk melakukan perkawinan sampai dengan transmigrasi. Namun, hal tersebut belum terlaksana secara maksimal. Sebab, rendahnya kesadaran penduduk atau rendahnya tingkat pendidikan yang menyebabkan kepadatan penduduk masih terjadi. Sehingga, harus menggunakan lahan kosong untuk bermukim, salah satunya lahan pertanian.
Selain pertumbuhan penduduk yang cepat, tata ruang kota juga mempengaruhi berkurangnya lahan pertanian. Tata ruang kota yang kurang baik dapat menyebabkan salah peletakan suatu fungsi wilayah di tempat yang kurang tepat. Seperti pemanfaatan lahan daerah pertanian untuk rumah susun dan perumahan.
Berkurangnya lahan pertanian menyebabkan bertambahnya pengangguran. Sebab, tidak semua orang dapat bekerja di kantor atau instansi. Banyak di antara penduduk di Indonesia menggantungkan hidupnya pada hasil panen yang diperoleh dari lahan yang telah digarapnya. Selain itu, tingkat pendidikan yang rendah dan kemampuan yang dimiliki juga terbatas atau merupakan warisan keluarga yang mengharuskan mereka memilih bercocok tanam sebagai suatu pekerjaan.
Mengingat bahwa pertanian merupakan sektor yang penting antara lain dalam penyedia bahan pangan dan penyerapan tenaga kerja, dalam kondisi seperti sekarang ini dengan lahan yang terbatas menuntut petani dan pemerintah bekerjasama mencari suatu terobosan baru untuk mengatasi menyempitnya lahan pertanian.
Banyak upaya yang dapat dilakukan pemerintah maupun petani, salah satunya petani dapat melakukan cara penanaman dengan media air atau yang biasa disebut hidroponik sebagai pengganti tanah. Hidroponik sendiri terdapat tujuh kategori berdasarkan medianya, yaitu: 1) kultur air; 2) substrat; 3) nutrient film technique (NFT); 4) aeroponik; 5) rakit apung (floating raft hydroponic system); 6) kombinasi NFT – rakit apung; 7) kombinasi aeroponik - rakit apung.
Seiring dengan berkembangnya teknologi maka di bidang pertanian juga terpengaruh, seperti beralihnya membajak sawah yang awalnya menggunakan tenaga sapi atau kerbau kini sudah menggunakan mesin traktor untuk menghemat waktu dan tenaga. Hal tersebut juga berdampak pada tenaga manusia yang seolah tidak lagi dibutuhkan, sebab sudah digantikan dengan berbagai peralatan yang lebih canggih dengan hasil yang lebih efisien. Sedangkan tenaga kerja Indonesia kelas menengah ke bawah tidak mampu untuk bersekolah sampai perguruan tinggi dan kemampuan dalam industri juga masih terbatas, tapi untuk bidang pertanian lebih mudah untuk diajarkan dan risiko tidak terlalu besar. Sehingga diperlukan banyak lowongan pekerjaan di bidang pertanian. Pemerintah dapat melakukannya dengan cara memberikan penyuluhan tentang pengolahan di bidang pertanian dengan lahan yang minim namun tetap memberikan hasil yang efektif dan dapat menjadi suatu usaha untuk menyerap tenaga kerja. Hal tersebut juga merupakan cara peningkatan di bidang agribisnis.

Namun upaya-upaya tersebut tidak akan berjalan efektif apabila tidak didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk menangani bidang pertanian, yaitu adanya program magang yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Setiap tahunnya Indonesia mengirimkan pemuda-pemuda seluruh Indonesia yang berusia 18 sampai dengan 25 tahun yang telah lolos dari beberapa tahap seleksi, mulai dari tingkat regional sampai tingkat provinsi.
Para pemuda yang telah terpilih tersebut akan dibimbing dan dikarantina sebelum akhirnya diberangkatkan dan tinggal di Jepang selama satu tahun. Di sana mereka akan tinggal bersama orang tua asuh. Berbeda dengan di Indonesia, di Jepang hampir semua pekerjaan telah dilakukan oleh mesin, mulai dari pemanenan jagung, padi, pengepakan jerami untuk pakan ternak, bahkan tempat minum untuk sapi telah di-setting secara otomatis.
 Program tersebut hampir sepenuhnya didanai oleh pemerintah. Bahkan ketika para peserta magang tersebut telah kembali ke Indonesia, mereka dituntut untuk menerapkan apa yang telah mereka dapatkan selama magang di Negeri Sakura tersebut dan tentunya bekerjasama dengan pemerintah. Tapi kadang juga ada orang tua asuh mereka yang menginginkan mereka untuk bekerja dan menetap di Jepang.
Jika belum mencapai usia 18 maka ada cara lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia untuk menangani bidang pertanian, yaitu dengan adanya sekolah pertanian. Sekolah ini setingkat dengan sekolah mengengah atas (SMA). Di Kediri hanya terdapat satu sekolah pertanian, sekolah tersebut terletak di Plosoklaten, Kabupaten Kediri.  Sekolah ini sekarang bernama SMK Plosoklaten.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code